#NHW1_#Diana Amalia Zein_IIPBekasi

[Tulisan ini dibuat guna memenuhi tugas yang dipersyaratkan dalam program IIP Area Krw-Bksi 1]

ADAB MENUNTUT ILMU

Bismillah...

I. Ilmu apa yang akan ditekuni dalam universitas kehidupan ini?

Ilmu yang ingin saya tekuni hingga akhir hayat dan saya harap saya bisa turut berkontribusi baik untuk pengembangan dan penerapannya di masyarakat, adalah ilmu Psikologi dan Filsafat islam, atau sebagian orang mengistilahkannya sebagai tasawuf, meski ada beberapa perbedaan historik antara kedua istilah itu.
(selanjutnya saya akan spesifik menyebutnya hanya tasawuf saja)

II. Alasan mengapa ingin menekuni ilmu tersebut?

Latar belakang saya sebagai lulusan S1 Psikologi UI dan pernah 10 tahun berkarir sebagai praktisi SDM, membuat saya selalu tertarik menekuni ilmu psikologi yang sifatnya sangat dinamis ini.

Saat ini, meski saya tidak lagi bekerja kantoran,tetapi di rumah dan lingkungan pergaulan saya sehari-hari, pengetahuan akan ilmu psikologi terasa sangat berguna. Berguna saat menerapkan pola asuh yang baik untuk anak-anak saya, berguna dalam membantu saya menempatkan diri di keluarga dan masyarakat, dan bahkan berguna untuk menolong teman dan saudara menghadapi problematika dalam kesehariannya meski hanya sekedar mendengarkan curhatan dan mendampingi saat sedang kesusahan.

Dua tahun terakhir ini juga saya belajar mendalami ilmu tasawuf dari seorang mursyid yang juga dosen salah satu PTN di Bandung. Ternyata tasawuf dengan psikologi dapat diselaraskan dan terasa lebih mengena diterapkan bagi kehidupan seorang muslim daripada hanya pendekatan psikologi semata.

Saat psikologi di negara kita rujukannnya adalah APA (American Psychologist Association) dan sering terasa nuansa sekularismenya, tasawuf mengimbangi dengan pendekatan tauhid dan usaha pemurnian qalbunya.

Bagi saya, pemahaman tentang kedua ilmu tersebut telah membawa dampak yang luar biasa bagi peningkatan kualitas hidup saya, juga bagi pembenahan dalam diri saya pribadi.

III. Strategi yang digunakan untuk menuntut ilmu tersebut?

Sebenarnya saya ingin melanjutkan lagi pendidikan saya ke jenjang Profesi Psikolog di UI atau setara Master, namun suami belum mengijinkan dengan alasan jarak dan prioritas mengasuh anak saat ini.

Sedangkan untuk mendalami tasawuf, saat ini saya sudah merasa cukup dengan sistem kelas online seperti ini juga dari berbagai sumber bacaan seperti tafsir Qur'an dan buku-buku yang menunjang.

Oleh karena itu, strategi saya adalah dengan terus memperkaya pengetahuan akan kedua ilmu tersebut dengan banyak membaca, dan berdiskusi dengan mursyid dan teman-teman yang sudah pernah atau sedang menekuni bidang yang sama. Dan bilamana memungkinkan, mengiuti kelas offline baik berupa workshop atau seminar atas ijin dan keridhoan suami,

Sedangkan untuk terus membangun skill saya dalam mengamalkan ilmu yang didapat adalah dengan menuangkan kembali pemahaman yang saya dapat ke dalam sebuah tulisan untuk kemudian disebarluaskan (baik melalui akun sosmed atau media komersil), juga belajar untuk menganalisa berbagai persoalan dengan pendekatan kedua ilmu tersebut, baik sambil mengamati berbagai fenomena yang terjadi di sekitar saya, atau saat menanggapi beberapa teman yang mengadukan persoalannya langsung kepada saya.

IV. Terkait dengan adab menuntut ilmu, perubahan sikap apa saja yang diperbaiki?

Terutama saya akan berlatih untuk meluruskan niat dan membulatkan tekad agar menjadi manfaat dengan ilmu yang dimiliki  dan fokus pada pengamalannya secara konsisten. Karena saya paham kelemahan saya salah satunya adalah menjaga konsistensi dalam mengamalkan.

Selain itu -masih terkait dengan salah satu kelemahan saya juga yaitu menunda-nunda pekerjaan- dalam menuntut ilmu saya akan melatih diri agar bisa lebih baik dalam mengatur dan  komitmen menyediakan waktu untuk belajar. 
Beberapa di antaranya yaitu menetapkan waktu belajar dan mengasah skill minimal 3 jam setiap harinya tanpa distraksi, tidak menunda rutinitas lainnya dan menyelesaikannya secara efektif sehingga bisa menjaga waktu belajar tetap tersedia, dan menetapkan goals misal menulis artikel dengan tema yang relevan dengan ketetapan jangka waktu tertentu (measurable).

Adab terhadap guru dan sumber ilmu relatif saya rasakan sudah saya jalani dengan baik, apalagi dibandingkan dengan masa saat saya masih bersekolah atau kuliah dulu. Hal ini terutama ditunjang dari kesadaran bahwa saat ini saya bukan lagi sosok kanak-kanak yang dependen dan mengandalkan orang lain, tetapi sudah menjadi orangtua yang biasa diandalkan, dan motivasi belajar sudah didorong oleh faktor intrinsik, karena keyakinan terhadap values yang ada pada ilmu tersebut.

Semoga dengan mengikuti program IIP ini bisa menjaga dan menambah nilai-nilai baik yang sudah dan akan saya terapkan dalam kehidupan saya, terutama sebagai ibu dan diri pribadi.
Jazakumullah hairan katsiran.








Komentar